Pembelajaran dengan otak kanan

Pembelajaran jaman dulu (jadul)cenderung dominan menggunakan otak kirinya, yang memiliki ciri-ciri logis, analitis, urutan, detil, angka- angka, dan kata-kata. Otak kiri bertanggung jawab terhadap kemampuan verbal dan matetatis seperti : berbicara, membaca, menulis, dan berhitung. Proses berpikir otak kiri bersifat seperti yang tadi disebutkan yaitu logis dll. Otak kiri tergolong short term memori (memori jangka pendek). Bagaimana dengan otak kanan ? Apakah pembelajaran jaman sekarang menuntut otak kanan yang dominan ? Jawabnya 'ya' dalam tanda kutip. Artinya dituntut dominan otak kanan dengan tidak mengabaikan otak kiri. Tentu saja contoh konkritnya seperti kita orang sedang berjalan, yaitu melangkah gantian kiri dan kanan. Otak kanan erat kaitannya dengan musik, irama, imajinasi, emosi, gambar, kreatifitas, dan integrasi. Otak kanan tergolong long term memory (memori jangka panjang). Sebagai ilustrasi kita ambil contoh dalam pelajaran sejarah seorang siswa menghapal kapan terjadi perang Diponegoro, dia catat dan dia apalin. Mungkin sampai menjelang tes dia masih ingat, tetapi setelah itu lupa lagi. Kenapa lupa lagi ? Bisa jadi karena hanya angka-angka yang diingat, dan tidak melibatkan emosi atau imajinasi atau juga gambar. Coba misalnya kita gunakan metode bertanya kepada siswa jam berapa kamu shalat magrib ? Siswa menjawab jam 18.25, kemudian ditanya berapa lama ? Cuma 5 menit sampai jam 18.30. Itulah tahun terjadi perang Diponegoro yaitu tahun 18.25 s.d 18.30 Contoh lain ketika kita ketemu teman lama spontan berekspresi rasa kangen dll karena ingat betul itu adalah gambar teman lama kita, tetapi giliran ditanya siapa namanya mungkin lupa dan lupa seperti kata si Unyil yang lupa lanjutan baca puisinya.

No comments:

CO.CC:Free Domain